(((Pertanyaan Mengenai Syafa'at)))
Pertanyaan: bisakah ceritakan pada kami lebih jelas tentang Shafa’at?
Imam Nasser Muhammad Al-Yamani:
Saya akan berbicara tentang Shafaat hanya dari Al-Qur'an dan menunjukkan pada anda bagaimana anda telah tersesat oleh semua hadits-hadits yang biasa digunakan untuk mengacau keimanan pada Allah dan menyekutukannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [٥:٥٤]
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
[Al-Maidah : 54]
Saya peringatkan anda semua. Jangan membesar-besarkan cinta anda pada Nabi Muhammad SAW dan saya peringatkan pengikut saya juga, jangan membesar-besarkan cinta anda pada saya. Untuk kita semua adalah hamba-hamba Allah dan tidak akan ada yang memaafkan kecuali Dia. Tidak ada yang menyelamatkan anda kecuali suara hati yang bersih sesuai dengan ayat :
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ [٢٦:٨٩]
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
[As-Syu’araa’ : 89]
jadi jangan membesar-besarkan cinta anda pada Nabi. Semua nabi tidak bersalah dari mereka yang meminta shafaat, mereka (para Nabi) tidak akan memberikannya.
وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ الْعَذَابِ [٤٠:٤٩]
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari".
قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُم بِالْبَيِّنَاتِ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۚ قَالُوا فَادْعُوا ۗ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ [٤٠:٥٠]
Penjaga Jahannam berkata: "Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang". Penjaga-penjaga Jahannam berkata: "Berdoalah kamu". Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
[Al-Ghofir/Al-Mu’min : 49 - 50]
Shafaat dalam Al-Qur'an disebutkan berkali-kali dan paling banyak dihubungkan kepada fakta bahwa HANYA ALLAH YANG MEMAAFKAN dan TIDAK ADA ORANG LAIN yang akan memintakan ampunan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya. tetapi, ada beberapa ayat yang menyatakan bhwa Allah hanya akan MENGIJINKAN Shafaat kepada seseorang dengan kondisi yang pasti. Ini akan dibicarakan SECARA JELAS untuk menunjukkan kepada anda MAKSUD YANG SEBENARNYA dari Shafaat yang tidak akan pernah dilakukan oleh hamba Allah yang khusus itu yang memohon pada Allah untuk memaafkan orang-orang nya (ini lagi dari hadits yang salah paham dan beberapa hadits yang lemah) saya hanya akan bicara dari Al-Qur'an yang telah terpelihara dan untuk menunjukkan pada anda lagi bahwa sunnah dari Nabi Muhammad SAW harus sejalan dan sesuai dengan Al-Qur'an, selama sunnah dan hadits dapat dihilangkan, ditambah, dikurangi dan dirubah oleh setan-setan manusia yang ingin memecah belah anda dan membohongi anda dari jalan yang benar. Jadi segala hadits dan sunnah yang tidak sejalan atau tidak sesuai dengan Al-Qur'an adalah tidak berasal dari Nabi Muhammad SAW.
Shafaat seperti yang kalian Sunni dan Syiah bicarakan adalah sangat tidak bisa dimengerti. Bagaimana anda berpikir bahwa hamba Allah akan meminta pada sesama hamba untuk memaafkan padahal Allah maha memaafkan? Gunakan pikiran anda, apakah anda benar-benar berpikir bahwa hamba yang khusus yang akan meminta shafaat akan lebih maha memaafkan dari Allah? Apakah anda tidak tahu bahwa Ar-Rahmah (mengasihi) adalah salah satu nama-nama yang menggambarkan Allah Maha memaafkan/mengasihi? Apakah anda berpikir bahwa mereka di surga akan memaafkan mereka yang di neraka melebihi maha kasih Allah?
وَنَادَىٰ أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ ۚ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ [٧:٥٠]
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir, (Al Araaf:50)
Jadi anda pikir akan ada shafaat dan mereka akan meminta Allah untuk memaafkan mereka yang di neraka? Apa yang nabi Isa as putra Maria katakan ketika Allah menanyakan tentang para pengikutnya:
إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [٥:١١٨]
Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[Al Maidah:118]
Jadi Isa as mengembalikan shafaat kepada Tuhan yang lebih maha pemaaf darinya dan lebih maha pemaaf dari Nabi Muhammad SAW dan lebih maha pemaaf dari Imam Mahdi yang Al-Muntazhar.
Kemudian kita mendapati Nabi Nuh memohon pada Tuhan untuk memaafkan anaknya yang tidak naik kapal.
وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ [١١:٤٥]
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya".
[Huud : 45]
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ [١١:٤٧]
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi".
[Huud : 47]
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۖ إِنِّي أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ [١١:٤٦]
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia adalah (hasil) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
[Huud : 46]
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ [١١:٤٧]
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi".
[Huud : 47]
Dari ayat di atas kita dapat melihat bahwa Nuh meminta Tuhan untuk memaafkan anaknya, tetapi Nuh tidak tahu bahwa anaknya adalah (hasil) kelakuan tidak baik (isterinya) dan lalu Tuhan mengatakan padanya jangan meminta ini padanya selama Tuhan maha mengetahui apa yang dilakukan anaknya, kemudian Nuh menyadari kesalahannya dia salah meminta Tuhan dan memohon pada Tuhan untuk memaafkan dirinya atas permintaan tersebut.
Belum lagi bahwa pada hari itu dikumpulkan mereka, tidak satupun akan mampu berkata-kata pada Allah, tidak juga malaikat ataupun Nabi/Rasul, sesuai dengan ayat:
يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا [٧٨:٣٨]
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar
Surah [An-Naba : 38]
Jadi katakan pada saya bagaimana seseorang meminta shafaat ketika tidak ada satupun diijinkan berbicara..!
Seringkali shafaat dikatakan dalam Al-Qur'an adalah selalu ditolak dengan berbagai pengecualian: mari kita lihat bagaimana Al-Qur'an menyebutkan hanya pada Allah:
فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ [٧٤:٤٨]
Maka tidak ada lagi syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at.
[Al-Mudatsir : 48]
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَّا تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ [٢:٤٨]
Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.
[Al-Baqoroh : 48]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ [٢:٢٥٤]
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
[Al-Baqoroh : 204]
وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ ۚ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ [٤٠:١٨]
Peringatkan mereka dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya.
(Al-Ghaafir/Al-Mu’min : 18)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lainnya. Sekarang mari kita melihat pada ayat-ayat itu yang mengijinkan shafaat dan mengerti keadaan dan bagaimana itu akan terjadi.
لَّا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَٰنِ عَهْدًا [١٩:٨٧]
Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah
[Maryam : 87]
يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا [٢٠:١٠٩]
Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.
[Thaahaa : 109]
وَلَا تَنفَعُ الشَّفَاعَةُ عِندَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ ۚ حَتَّىٰ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ ۖ قَالُوا الْحَقَّ ۖ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ [٣٤:٢٣]
Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar", dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
[Saba’ : 23]
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَىٰ وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ [٢١:٢٨]
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.
[Al-Anbiya’ : 28]
Jadi Shafaat memiliki kondisi/keadaan dan itu semua harus mengikuti:
1. Harus dari hamba Allah yang jiwanya damai/pemaaf (Nafs mutma-inah) dan tidak memiliki kekhawatiran sesuai ayat :
وَيَوْمَ يُنفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ [٢٧:٨٧]
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah (bebas dari ujian). dan mereka datang menghadap-Nya dengan kesadaran akan kerendahan diri mereka.
[An-Naml : 87]
2. Harus berasal dari hamba yang memiliki ketidak puasan dengan semua yang Allah berikan padanya dari menjadi khalifah di bumi selama kebahagiaan sejati adalah menemukan bahwa ALLAH RIDHO DAN PUAS DENGAN SEMUA HAMBA-HAMBANYA DI BUMI…hamba ini tidak ingin masuk surga ketika dia melihat bahwa masih ada yang lain yang tidak diridhoi Allah, itu bukan berarti menolong orang lain tapi menemukan keridhoan Allah untuk makhluk-makhluk-Nya. “Bagaimana bisa dia membiarkan dirinya untuk memasuki surga ketika Allah masih belum ridho dengan banyak orang yang menyimpang darinya” perhatian utamanya adalah bukan hanya Allah meridhoi (Ridwan) kepada dia tapi bahwa Allah MERIDHOI SEMUA HAMBA-HAMBANYA… kesenangan orang ini=melihat/menemui bahwa Allah ridho dengan semua, jadi kesenangannya (Ridho/Ridwan) mendapatkan (Ridho/Ridwan) dari Allah dan inilah terjadinya shafaat, tidak ada seseorang yang diijinkan untuk meminta pada Tuhan shafaat bagi orang-orangnya karena dia tidak lebih pemaaf dari Allah SWT.
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ [٩:٧٢]
Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
[Al-Tauba : 72]
Imam Nasser Muhammad Al-Yamani
_______________
Alihbahasa oleh:
Chilmi Hasbullah
Sumber terjemahan:
http://www.chilmi77bgl.blogspot.com/...9/shafaat.html
Sumber bayan:
https://nasser-alyamani.org/showthread.php?489-Intercession-Shafa3a